Sponsors Link

8 Antibiotik Untuk Batuk Pilek Karena Infeksi Bakteri

Sponsors Link

Sebagai orang yang tinggal di negara tropis, kita tidak asing lagi dengan penyakit batuk pilek yang bisa dialami beberapa kali dalam setahun. Batuk pilek disebabkan oleh virus pada umumnya, yang dapat menyebar melalui udara oleh percikan dari bersin atau batuk yang berasal dari penderitanya. Umumnya penularan terjadi jika Anda memegang mulut, mata, atau hidung setelah kontak dengan penderita batuk pilek. Terutama pada orang yang jarang mencuci tangan atau menjaga kebersihan tangannya sebelum makan sesuatu, dan orang yang tidak melakukan cara mengobati flu atau mengonsumsi vitamin untuk flu dengan benar.

Cuaca bukan penyebab batuk pilek atau penyebab munculnya ciri-ciri flu berat, hanya memicu virus atau kuman penyebab penyakit tersebut. Cuaca dingin atau panas tidak akan menyebabkan batuk pilek, namun cuaca demikian meningkatkan resiko tertular batuk pilek. Dua atau tiga hari setelah terpapar virus, gejalanya akan mulai muncul. Hidung berair, bersin, hidung tersumbat, tenggorokan gatal, perasaan sedikit lelah, demam ringan, dan batuk kering adalah gejala batuk pilek biasa. Pada saat ini orang yang mengalaminya sudah dapat menularkan penyakit sebelum ia mengetahui bahwa dirinya mengalami batuk pilek.

Golongan Antibiotik Utama

Antibiotik memiliki berbagai nama dan merk dan digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya. Setiap jenis dari antibiotik tersebut hanya bekerja terhadap beberapa jenis bakteri atau parasit tertentu saja, tidak untuk semuanya. Karena itu ada beberapa antibiotik berbeda untuk beragam jenis infeksi berbeda. Beberapa jenis antibiotik utama yaitu:

  • Penisilin – Yang termasuk ke dalam golongan ini antara lain penicillin V, flucloxacillin, dan amoxicillin.
  • Cephalosporins – Antibiotik yang termasuk golongan ini adalah cefaclor, cefadroxil, cefalexin.
  • Tetracyclines – Beberapa obat yang termasuk adalah tetracycline, doxycycline, minocycline.
  • Aminoglycosides – Obat – obatan seperti gentamicin, amikacin dan tobramycin termasuk golongan ini.
  • Macrolides – Contohnya antara lain erithromycin, azithromycin, dan clarithromycin.
  • Sulfonamides dan TrimethoprimCo- Trimoxazole adalah salah satu contohnya.
  • Quinolones – Antara lain contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan norfloxacin.
  • Clindamysin, Metronidazole dan Tinidazole.

Kapan Antibiotik Dapat Berguna Untuk Batuk Pilek

Mungkin Anda menderita batuk pilek dan merasa sangat buruk, dan berpikir untuk mencoba beberapa pengobatan yang ada di apotek untuk batuk pilek. Atau mungkin Anda sudah mencoba beberapa jenis obat untuk batuk pilek dan tidak ada yang berhasil, sehingga berpikir untuk mencoba antibiotik. Sebenarnya sudah lama diketahui bahwa sebagian besar penyebab batuk dan pilek berasal dari virus, karena itu telah dipastikan bahwa antibiotik tidak akan dapat menyembuhkan batuk pilek dengan efektif. Pada masa lalu di banyak negara, para dokter akan meresepkan antibiotik dengan keyakinan  untuk mencegah infeksi bakteri sekunder dan juga merespon tuntutan pasien yang ingin diberi obat antibiotik.

Mungkin Anda berpikir tidak ada salahnya untuk menggunakan obat – obatan yang tidak mengobati batuk pilek Anda, namun tidak demikian. Ketika antibiotik diminum pada saat mereka tidak perlu, maka obat tersebut menjadi kurang efektif. Hal ini justru akan membangun resistensi tubuh terhadap antibiotik tersebut hingga tidak dapat digunakan untuk melawan infeksi bakteri pada lain kali jika diperlukan. Kekebalan bakteri terhadap antibiotik terjadi karena mereka dapat berubah agar bisa bertahan hidup. Jenis bakteri baru akan memiliki daya tahan terhadap antibiotik, dan akibatnya dokter perlu mencoba beberapa macam antibiotik hingga menemukan satu yang cocok untuk mengobati penyakit tersebut.

Jika digunakan dengan cara yang tepat, antibiotik dapat membantu penyembuhan dengan baik. Terkadang seseorang dapat terkena infeksi bakteri setelah terkena flu. Pada beberapa kasus, misalnya jika batuk pilek sudah terjadi dalam waktu yang lama dan terlihat adanya perubahan warna dahak dan peradangan pada tenggorokan yang menunjukkan kekhasan dari infeksi bakteri, maka penggunaan antibiotik perlu diberikan kepada pasien. Beberapa gejalanya adalah rasa linu di sekitar wajah dan mata yang mungkin akan terasa lebih buruk jika Anda membungkuk, juga adanya batuk dengan lendir kental berwarna kuning atau hijau. Jika gejala – gejala ini bertahan lebih dari satu minggu atau menjadi lebih berat, Anda mungkin mengalami infeksi bakteri dan membutuhkan antibiotik.

Antibiotik Untuk Infeksi Bakteri Pada Tenggorokan

Flu saat puasa akan sangat mengganggu karena kita tidak dapat berpuasa dengan nyaman dan terganggu dengan batuk pilek. Ada beberapa jenis atau golongan antibiotik yang berguna untuk mengobati infeksi bakteri pada tenggorokan yang biasanya menyertai batuk pilek perlu diketahui oleh Anda yaitu:

1. Antibiotik Golongan Betalaktam

Antibiotik yang tergolong ke dalam jenis Betalaktam ini adalah penisilin, lebih spesifiknya adalah ampisilin dan amoksisilin. Hasil yang baik dalam membasmi bakteri streptokokkus A terlihat dalam penggunaan selama dua minggu, namun beberapa penelitian menemukan adanya resistensi terhadap antibiotik golongan ini sehingga terkadang dibutuhkan alternatif lain. Kendala lainnya, ada orang yang mengalami reaksi alergi terhadap penisilin dan kerabatnya sehingga tidak dapat diobati menggunakan antibiotik jenis ini.

2. Antibiotik Golongan Cefalosporin

Penelitian juga menunjukkan bahwa antibiotik golongan sefalosporin lebih efektif untuk membasmi bakteri daripada golongan beta – laktam. Obat jenis sefalosporin yang paling sering diresepkan adalah cephalexin dan cefadroxil yang dapat mengatasi banyak kasus radang tenggorokan pada batuk pilek. Namun, banyak orang yang alergi terhadap antibiotik beta laktam juga alergi terhadap sefalosporin sehingga memerlukan alternatif lainnya lagi.

3. Antibiotik Golongan Makrolida

Jenis obat yang termasuk golongan ini antara lain adalah eritromisin, klaritromisin, dan azithromisin. Beberapa obat ini hanya perlu diminum selama 4-5 hari, contohnya azithromisin. Kelemahan golongan ini adalah memiliki efek samping yang cukup beresiko terhadap lambung.

Kebanyakan antibiotik memiliki dua nama sebutan yaitu nama dagang dan nama generik, dengan kata lain nama yang dikenal sebagai merek dan nama yang dikenal sebagai nama paten. Nama dagang antibiotik dibuat oleh produsennya, sementara nama paten atau generik merupakan nama asli dari struktur kimia yang membentuk obat itu sendiri. Contohnya amoxicillin yang berupa nama generik, memiliki banyak nama dagang seperti yusimox, etamox, brodamox, dan lain – lain tergantung kepada produsennya.

Nama Antibiotik Untuk Batuk Pilek

Walaupun pada umumnya batuk pilek disebabkan oleh virus, namun terjadinya penurunan daya tahan tubuh akan memudahkan terkena infeksi sekunder bakteri tersebut. Sekarang ini, batuk pilek berkepanjangan dan menunjukkan gejala – gejala infeksi bakteri baru akan diberi resep antibiotik oleh dokter. Antibiotik hanya akan diberikan apabila terjadi komplikasi penyakit misalnya infeksi saluran pernapasan, radang tenggorokan, batuk berdahak dan lain sebagainya. Beberapa macam antibiotik untuk batuk pilek yang hanya akan bekerja untuk mengusir bakteri atau parasit tertentu untuk menghindari penyakit flu yang mematikan, flu disertai sakit gigi, mengatasi penyebab flu tidak kunjung sembuh yang biasanya diresepkan dokter adalah:

1. Amoksisilin

Antibiotik untuk batuk pilek ini termasuk ke dalam golongan penisilin dan bisa diberikan dalam bentuk sirup atau tablet yang disesuaikan dengan berat badan dan usia pasien. Obat ini merupakan antibiotik yang paling sering digunakan untuk mengobati infeksi ringan, misalnya infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA). Namun karena banyaknya penggunaan amoksisilin, antibiotik ini akhirnya menjadi resisten pada sebagian orang.

2. Cefadroksil

Obat ini adalah antibiotik yang juga kerap digunakan pada infeksi saluran pernapasan bagian atas , karena cefadroksil merupakan obat yang bekerja secara spesifik pada saluran pernapasan bagian atas. Umumnya obat ini yang termasuk ke dalam golongan cephalosporins digunakan untuk anak – anak. Ketahui juga mengenai flu disertai mata berair, flu saat menstruasi, hubungan flu dengan gula darah, dan apa penyebab sering flu.

3. Cefixime

Obat antibiotik untuk batuk pilek ini jarang digunakan pada infeksi ringan. Biasanya cefixime diberikan dokter apabila pasien sudah mengalami demam dalam waktu yang agak lama atau tidak dapat sembuh dengan pemberian antibiotik sebelumnya. Ketahuilah khasiat jeruk nipis untuk flu, minuman penyembuh flu, dan sayuran yang bagus untuk flu.

4. Ciprofloxacin

Salah satu sasaran pengobatan dari antibiotik untuk batuk pilek yang termasuk ke dalam golongan Quinolones  ini adalah infeksi saluran pernapasan bawah dan sinusitis. Dosisnya akan diberikan dokter tergantung kepada tingkat keparahan penyakit yang diderita. Obat ini diketahui dapat menimbulkan efek samping pada janin sehingga tidak aman untuk wanita hamil, juga beberapa kondisi kesehatan lainnya seperti penderita gangguan ginjal, tendonitis, penyakit jantung,aritmia, dan lain sebagainya.

5. Ciptoflaxsasin

Merupakan salah satu antibiotik untuk batuk pilek dimana kondisi batuknya berdahak yang paling manjur, karena dapat menekan pergerakan bakteri yang menginfeksi dari jenis apapun, termasuk yang menyebabkan batuk berdahak. Anda juga perlu mengetahui perbedaan flu dan pilek, perbedaan selesma dan flu, juga cara terapi uap untuk flu.

Pada dasarnya ada dua cara kerja utama dari antibiotik yaitu untuk membunuh bakteri atau bakterisidal dan untuk menghambat bakteri atau bakteriostatik. Anda tidak perlu khawatir jika dokter memutuskan untuk tidak memberikan resep antibiotik untuk batuk pilek, karena itu berarti penyakit batuk pilek Anda bukanlah disebabkan oleh infeksi bakteri melainkan oleh virus, atau masih berupa infeksi bakteri di tahap ringan. Antibiotik akan diresepkan sesuai dengan jenis bakteri yang menginfeksi kita, karena itu tidak dapat dibeli bebas di pasaran dan harus menggunakan resep dokter, serta harus mengikuti aturan minumnya dengan ketat untuk menghindari resistensi bakteri.

, , , ,